Sabtu, 14 April 2012

kebodohan mereka yang ingin belajar ilmu kebal




kebodohan mereka yang ingin menguasai
ILMU KEBAL


Suatu siang di saat jam istirahat seorang teman terlihat hanya duduk di dalam kelas. Hal ini berbeda dengan teman-teman SMA saya lainnya yang mengisi waktu break dengan nongkrong di taman, mencari buku ke perpustakaan, pergi ke kantin, atau keluar ruangan sekedar refreshing.


Basa-basi saya menyapa temanku satu ini. Sebutlah namanya Imam.


“Nggak ke kantin, Mam?”


Dia menggeleng.


“Lagi nggak mood, nggak ada duit, atau nggak enak badan?” tanyaku masih dengan basa-basi.


Sekali lagi dia menggeleng. “Aku bawa bekal kok,” sahutnya sambil mengeluarkan bungkusan dari dalam tasnya. Sebenarnya saya tak terlalu tertarik dengan isi bungkusan itu. Tapi siapa tahu di dalamnya ada makanan yang bisa saya comot gratisan.


“Boleh dong makanannya di bagi…” ujar saya menyaksikan kesibukannya membuka bungkusan itu.


Namun, saya sungguh kaget luar biasa demi menyaksikan isi bungkusan tersebut. Di dalamnya bukan berisi nasi atau sayur atau lontong atau cemilan yang bisa dimakan. Isi bekal itu adalah semprong lampu minyak dan pecahan-pecahan kaca. Anjrit!


Selanjutnya saya hanya melongo keheranan ketika teman saya dengan enteng memasukkan pecahan kaca itu ke dalam mulutnya, lantas mengunyah dan menelannya. Persis atraksi jaran kepang (kuda lumping) yang selama ini saya lihat di pasar atau keramaian.


“Kamu nggak apa-apa, Mam?” tanyaku dengan nada takjub.


Imam hanya menggeleng sambil tersenyum. Saya selalu kagum dengan atraksi-atraksi seperti ini. Saya pikir ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang luar biasa yang telah belajar bertahun-tahun, rajin puasa mutih dan senin kamis, dan memiliki rapalan-rapalan tertentu. Namun, ternyata ini bisa dilakukan oleh teman saya. Orang biasa!


“Seperti apa rasanya?”


“Kayak keripik,” jawabnya tetap dengan senyum. “Kamu mau coba?”


Aku bergidik sembari menggeleng keras-keras.


“Hehehe… don’t try this at home,” gurau Imam masih dengan asyiknya mengunyah beling laksana kerupuk.


Kontan atraksi yang tidak biasa ini memancing kedatangan teman-teman lainnya. Tak cuma itu, para guru pun ada yang ikut menyaksikan tontonan luar biasa ini.


Tak berapa lama Imam berubah layaknya selebritis yang dikeroyok awak entertainment. Pertanyaan bertubi-tubi dilayangkan. Dan teman saya ini dengan sabar menjawabnya satu persatu.


Di akhir atraksi Imam membagikan suatu selebaran kertas berisi nama perguruan tenaga dalam, alamat, dan jadwal latihannya. “Jika kalian ingin seperti saya, kalian bisa datang ke alamat ini setiap malam jumat,” ujarnya sedikit berpromosi.


Apa yang terjadi? Setelah kejadian ini setiap malam jumat banyak teman saya yang tertarik mendalami ilmu tenaga dalam di perguruannya Imam. Tampaknya atraksi sederhana yang dilakukan Imam langsung menuju sasaran secara tepat!


Mitra bisnis online, ilustrasi ini benar adanya ketika saya masih kelas satu SMA, sekitar dua puluh tahun lampau. Ini membuktikan bahwa promosi dengan menunjukkan bukti konkret di hadapan konsumen adalah yang paling efektif. Jika Anda menjual cara menjadi kaya, tetapi Anda sendiri masih miskin, apakah orang lantas akan membeli produk Anda?


Pembeli jaman sekarang adalah konsumen yang cerdas. Mereka tak mau percaya begitu saja dengan janji-janji setinggi langit. Karenanya, seorang pebisnis dituntut mampu melakukan promosi secara cerdik dan realistis. Jangan sampai Anda di cap sebagai penipu yang menjual produk bodong. Sebab bisnis yang sehat dan berkelanjutan senantiasa menuntut kepercayaan dan nama baik.


Bukti nyata yang ditunjukkan teman saya Imam tak cuma sampai di situ. Pada acara api unggun penerimaan anggota Pramuka, secara terbuka dia menunjukkan kebolehannya dengan berjalan di atas bara api yang menyala. Lalu dengan gagah berani dia menahan tebasan golok dengan lengannya! Olala!


Atraksi lanjutan ini membuat saya dan teman-teman lainnya antusias datang ke perguruannya. Dan dengan tangan terbuka kami langsung disambut oleh guru besarnya yang sekaligus seorang paranormal terkemuka di kota kami. Kini nama paranormal itu sudah kondang ke pelosok nusantara berkat iklan dan berita yang tersebar di beberapa media massa ibukota.


Sebagai murid baru saya langsung mengajukan pertanyaan ke guru besar ini.


“Maaf Pak, apakah belajar tenaga dalam ini sulit?” tanya saya ingin tahu.


“Ah, tidak,” jawab guru besar itu dengan suara tenang. “Kamu cukup berlatih pernafasan secara intensif. Setelah itu, kamu harus melewati ujian yang diakhiri dengan pengisian ilmu tenaga dalam.”


Saya manggut-manggut.


“Setelah diisi ilmu, kamu dijamin bisa makan beling dan kebal terhadap senjata tajam.”


“Oya?” Saya makin tertarik.


“Tapi tentunya kamu harus rajin berlatih pernafasan dan harus melewati tahap ujian.”


“Ujiannya seperti apa, Pak?” tanya saya semakin penasaran.


“Gampang kok,” ujarnya. “Siapkan mental kamu dan siapkan pula ayam perawan sebagai syarat.”


Kontan saya tersenyum mendengar syaratnya. “Kenapa harus perawan, Pak? Kalau sudah diperkosa, bagaimana?”


“Saya serius,” sahut guru besar itu sedikit tersinggung mendengar kelakar saya. “Ayam itu akan disembelih dan darahnya harus kamu minum mentah-mentah. Selanjutnya ilmu kamu bakal sempurna.”


Demi mendengar penjelasan terakhir itu, musnah segala keinginan saya menuntut ilmu kebal seperti Imam. Perut saya langsung mual seketika.

2 komentar:

  1. Tu kbal pake ilmu hitam brow, bnyk skli varianya. Tpi g' smua pke cra kyak gtu kok

    BalasHapus
    Balasan
    1. mmmm.... yah mungkin sebagian punya pengalaman masing2. kl menurut anda apakah ilmu kebal itu ada???

      Hapus

Followers